Lestari Infrastruktur Alam, Damai Hidup di Masa Depan

/ Kamis, 21 Mei 2015 /
Museum Geologi

Dalam memperingati Hari Jadi Museum Geologi ke-86 diadakan acara Talkshow dan Geotrek pada tanggal 20-21 Mei 2015. Talkshow dilaksanakan di Auditorium Museum Geologi dengan salahsatu pembicaranya adalah Bapak Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita, Ketua Umum Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, dan Dosen Kimia ITB. Beliau memaparkan materi dengan judul " Menjaga Infrastruktur Alam Merujuk Kearifan Sunda Patanjala"

Saya merasa begitu beruntung ketika mendapat kesempatan untuk mendengarkan paparan dari Bapak Mubiar, dengan gagasan yang begitu mendasar dan filosofis yang menjawab pertanyaan,"Bagaimana seharusnya manusia hidup ditengah alam raya ?"


Beberapa quotes yang cukup menarik, membuka cara pandang baru dan dapat kita jadikan pembelajaran untuk kita bersama, di antaranya :
Bukan kota yang memiliki hutan kota, tapi kota yang berada di dalam hutan
Peran infrastruktur alam umumnya tidak tergantikan, sehingga infrastruktur buatan hanya dibuat untuk menguatkan peran infrastruktur alam tersebut, dan tidak akan pernah mampu menggantikannya.
Kemudian, beliau juga menjelaskan metode yang perlu digunakan dalam melestarikan lingkungan, yaitu dengan kearifan lokal sunda patanjala. Pata artinya air dan jala artinya sungai. Wujud patanjala adalah wujud sungai sebagai kesempurnaan wujud yang dibangun oleh tanah dan air.

Diambil dari naskah kuno Amanat Galunggung (abad 12 M) mengabadikan sistem pengetahuan yang menyebutkan, bahwa Sungailah yang menjadi pijakan orang sunda dalam menata dan membangun tatanan kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menjaga Lingkungan dalam Kearifan Lokal Sunda
Dengan adanya konsep menjaga lingkungan bahkan dari abad ke 12 M tersebut, manusia dapat hidup selaras dengan alam, dan menjaga siklus air, sehingga dapat terus lestari di masa depan. Oleh karen itu, kehadiran infrastruktur alam : Hutan, sungai, dan danau bukan saja sebagai konservasi siklus air, udara dan bahan organik yang sifatnya sangat fisik, tetapi juga merupakan sebagai konservasi nilai - nilai kearifan budaya setempat. Upaya pembudayaan kembali tentang sejarah dalam menjaga lingkungan sekitar sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat dapat hidup selaras dengan alam sekitarnya. Kita harus mampu mengidentifikasi konsep alam cerdas dan kearifan lokal untuk memecahkan masalah lingkungan yang dihadapi sebagai wawasan kebangsaan baru.

sumber gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijGuGWDAo8qDjHeTc9rm9NYC3L_TVmpxqJxXAz2WoKa7N2mr910tmdq8p2SddhZotDyjbHmjRj-auE19oCQCVBalJYYZiMjHhcaBmeUWuaVINoylPDETQz7_ZOC4mwoWVgGL2in_oI08g/s1600/museum-geologi.jpg

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)

About


Buff - Planet Earth

Pengikut

 
Copyright © 2010 Manuskrip , All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger