Gerakan 20 Mei 2015 dan Kebangkitan Gerakan Kemahasiswaan

/ Selasa, 19 Mei 2015 /


Foto Ketua BEM beberapa Kampus di Istana Negara
Semalam beberapa Ketua BEM dari berbagai kampus mendapatkan kesempatan makan malam bersama Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Sebagai mahasiswa biasa, saya hanya bisa melihat dan mengamati dari luar pagar, seremonial yang penting tadi malam. Dengan segala tujuan diadakannya forum semalam, setidaknya dari sisi positif, dapat dilihat bahwa Bapak Joko Widodo masih mau mendengarkan keluh - kesah anak muda yang ber-title mahasiswa ini.

Pada dasarnya mahasiswa hanya merasakan apa yang dirasakan pula oleh rakyat pada umumnya. Apalah mahasiswa ini... Mahasiswa tidak mengetahui berbagai informasi strategis yang hanya tersaji di meja makan Bapak dan Ibu wakil rakyat. Atau lebih membumi jika saya bilang kalau mahasiswa tidak tahu apa 'urusan dapur pemerintahan'. Walaupun, mahasiswa tak tahu urusan dapur, tapi bukan berarti tak punya daya, pikir dan nurani. Beberapa keputusan politik yang sebenarnya dapat dilogika dengan pemikiran umum pun, malah diputuskan dengan keputusan yang kontroversional, dimana keputusan tersebut tidak sesuai pemikiran orang umum. Beberapa di antaranya :
  • Keputusan meneruskan Budi Gunawan sebagai Calon Kapolri, hingga mengakibatkan fenomena KPK VS POLRI yang belum selesai higga sekarang
  • Keputusan mengenai pengelolaan Blok Mahakam, yang sudah diharapkan banyak pihak untuk dikelola oleh Pertamina. Namun, malah diberikan kembali kepada Total.
  • Keputusan memperpanjang perjanjian dengan PT Freeport Indonesia, dalam pengelolaan Tambang Grasberg.
  • Keputusan melepaskan harga BBM kepada pasar, dengan besaran subsidi yang ditetapkan.
Belum lagi masalah tidak sinkron statement Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, dan Bapak/Ibu Menteri, atau statement yang tidak didukung fakta atau data yang sebenarnya. Beberapa di antaranya :
  • Statement Bapak Presiden mengenai Hutang Luar Negeri Indonesia kepada IMF. Hingga memancing respon dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dan kemudian Bapak Menko Perekonomian harus mengklarifikasi hal tersebut. 
  • Statement Bapak Wakil Presiden tentang bunga Bank Indonesia, hingga membuat pertumbuhan ekonomi terpengaruh, karena kemungkinan bahwa penentuan bunga BI tidak independen dan disetir oleh Pemerintah.
  • Yang terbaru adalah statement Menteri ESDM yang menyebutkan gagalnya pengusutan Mafia Migas terjadi sejak masa Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga kembali memancing respon Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengklarifikasi.
Saya pribadi, sebagai penonton dinamika pemerintahan saat ini menyayangkan banyak ke abu-abuan yang terjadi dalam rumah tangga pemerintah saat ini. Terdapat latar belakang pengambilan keputusan yang terkesan ditutup - tutupi, karena faktanya tidak ada penjelasan kepada publik atas beberapa keputusan strategis dalam 1 semester kepemimpinan Bapak Joko Widodo.

Kemudian muncul pertanyaan : Apakah pengambilan keputusan hanya didasari oleh adanya wewenang, tanpa adanya pertimbangan logis ?

Terkadang seseorang menutupi sesuatu karena takut kelihatan bahwa keputusan yang diambilnya tidak logis, dan dipengaruhi oleh kekuatan eksternal, hingga mengesampingkan nurani dari internal.

Propaganda Unjuk Rasa Mahasiswa
Kita lihat saja besok 20 Mei 2015. Hari yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Hari yang cukup bersejarah dalam percaturan politik Indonesia. Atau akan mundur satu hari menjadi tanggal 21 Mei 2015. Who knows ?

- - -

Salam

Andrean Eka Lucianto

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)

About


Buff - Planet Earth

Pengikut

 
Copyright © 2010 Manuskrip , All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger