Pena Menari
karya : Andrean Eka Lucianto
Kita mulai segala dari terbit sang raja siang.
Menjelang Dhuha, waktunya membaca.
Membaca itu membuka cakrawala.
Hingga siang menjelang, sang pena mulai menari.
Menari lincah di atas pentas kertas.
Menyajikan Indah segala.
Mengisi imaji dan hati.
Senja beranjak, dan tari itupun usai.
Malam menjelang, tanda untuk mengenang.
Kenangan atas tari yang sudah didendangkan.
Bagusnya... Kenangan itu dinikmati oleh semua yang datang.
Tarian pena memang indah, tapi kenangan atasnyalah yang akan abadi.
Dengan segala indahnya yg akan selalu menggema selamanya.
Menggema hingga turut ikut menarikan pena di pentas kertasnya sendiri.
Nanti.
CATATAN KAKI PUISI
Saya menulis puisi pena menari, Karena teringat bahwa sejatinya saya sangat mencintai dunia tulis menulis. Dari mencintai itu, saya sadari bahwa menulis itu memiliki kegiatan sebelum dan sesudahnya.
Kegiatan sebelum menulis bahkan saya boleh bilang awal dari semua nya adalah Membaca. Tak ada air yang akan keluar dari ceret, jika sebelum nya ceret itu kosong dan tak pernah diisi. Membaca itu menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan. Lalu, ilmu, wawasan dan pengetahuan itu adalah bahan bakar agar proses menulis dapat berjalan.
Kegiatan setelah menulis adalah menyebarkan tulisan itu, mempublikasikannya ke pada khalayak. Agar apa yang kita tulis dapat bermanfaat bagi pembacanya. Nanti nya pembaca itu akan terinsipirasi dari tulisan kita. Pada akhirnya, pembaca itu akan menulis dan menciptakan penulis - penulis lainnya.
Jadi begitu lah siklus membaca dan menulis. Tak pernah terhenti.
0 comments:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)