Tidak ada satu benda pun diciptakan Tuhan tanpa memiliki tujuan. Tujuan penciptaan benda ini agar dapat mendukung kehidupan yang ada di muka bumi.
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS ad-Dhukan / 44 : 38-39).
Bumi merupakan tempat tinggal bagi jutaan spesies makhluk hidup. Planet ini sangat unik, karena sampai saat ini baru planet inilah yang terbukti memiliki kehidupan.
Berbagai dugaan dilansir para peneliti di bidang astronomi, akan adanya bentuk kehidupan lain di luar Bumi. Gambar di atas adalah beberapa contoh planet yang diduga memiliki kehidupan atau bahkan hanya cikal bakal kehidupan. Namun, sampai sekarang bentuk kehidupan ekstraterestris belum dapat dibuktikan keberadaannya.
Dugaan akan adanya kehidupan di luar bumi, didasarkan pada sebuah parameter yakni kepada letak orbit planet-planet tersebut yang berada di “Habitat Zone”. Habitat zone adalah zona dengan jarak tertentu antara suatu bintang dan planet yang mengelilinginya di dalam suatu tata surya dimana dalam zona tersebut kehidupan ddimungkinkan dapat terbentuk. Habitat zone dari masing-masing tata surya berbeda-beda. Besarnya jarak habitat zone dipengaruhi oleh besar ukuran dan energy tang dikeluarkan oleh bintang di pusat suatu tata surya. Untuk tata surya kita, dengan bintangnya yang bernama matahari, planet yang masuk ke dalam habitat zone adalah Bumi dan Mars. Penelitian akan adanya kehidupan di planet Mars masih terus dilakukan hingga sekarang. Dugaan dari para peneliti, terdapat kehidupan di kutub Mars, karena disana terdapat lapisan es (air), dimana air adalah komponen penting yang diperlukan oleh makhluk untuk tumbuh.
Jarak antara Bumi dan Matahari adalah 149 juta km atau disebut dengan 1 SA (satuan astronomi). Jarak orbit ini terus terjaga hingga sekarang karena adanya keseimbangan antara gaya Gravitasi kedua benda langit, dan gaya sentripetal milik bumi sebagai planet yang mengelilingi matahari.
Jika bumi tidak dalam jaraknya yang sekarang untuk mengelilingi matahari, maka keseimbangan kehidupan di muka bumi akan terganggu. Sebagai gambaran, jika kita terlalu dekat dengan Matahari, maka bumi akan seperti planet tetangga, yakni Venus. Venus memiliki suhu permukaan rata-rata sebesar 735 K atau setara dengan 462° C dan 863° F. Dapat dibayangkan betapa panasnya permukaan planet ini. Dengan suhu yang begitu panas, mustahil terdapat air dalam bentuk cair di permukaan Venus. Tidak ada air, itu berarti tidak ada kehidupan. Kemungkinan kedua adalah ketika Bumi lebih jauh dari matahari, maka keadaan planet Bumi akan seperti Planet Mars. Di siang hari suhu di Mars adalah sebesar 20° C, sebuah kisaran suhu yang masih memungkinkan adanya air dan kehidupan. Namun, saat malam menjelang, suhu permukaan Mars akan turun drastis hingga -70° C. Air akan dengan cepat membeku dan makhluk hidup akan sulit menyesuaikan dengan perubahan temperature yang drastis tersebut.
Mari kita membangun imaji ke masa 3,8 juta tahun yang lalu dimana kehidupan masih dirintis untuk tercipta. Jika saja jarak orbit bumi tidak seperti sekarang, kemungkinan kehidupan tidak akan dapat dicipta oleh-Nya, oleh karenanya Tuhan menjaga orbit Bumi dalam kondisi seperti sekarang agar kehidupan dapat terus berlangsung dengan baik hingga sekarang, bahkan hingga di masa depan.
Pada akhirnya kita terkadang menduga bahwa segala bentuk penciptaan adalah sebuah kebetulan dan ternyata pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Bumi diciptakan dengan segala perhitungan matang milik Tuhan. Terdapat campurtangan Sang Maha Segala dalam penciptaa Bumi, hingga kehidupan dapat hadir di planet yang spesial ini.
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang – orang kafir, maka celakalah orang – orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS Shaad / 38 : 27)
0 comments:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)