Untuk mengisi waktu liburan yang panjang ini aku memilih untuk menghabiskan beberapa antrian buku yang telah kubeli, namun belum kubaca. Berbeda dengan waktu – waktu sebelumnya, dimana aku memilih novel sebagai pengisi waktu luang, kali ini aku lebih memilih untuk membaca Buku tentang Biografi seseorang. Alasannya simple, aku ingin berkenalan dengan mereka, dengan pemikiran hebat mereka, dengan kebiasaan extra-ordinary mereka, hingga membuat mereka bisa menjadi manusia superior di jamannya. Sebut saja, Jengis Khan, Mussolini dan Soekarno adalah tiga tokoh yang sengaja aku pilih, karena ketiganya memiliki pengaruh yang sangat besar di daerahnya dan di masanya masing – masing.
Dari cerita mengenai ketiga tokoh di atas, yang paling membuat mata terbuka adalah Biografi dari Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Sebelumnya, sejauh yang saya tahu dari cerita orang - orang tentang sosok Soekarno, bahwa beliau adalah pemimpin yang otoriter, suka main perempuan, tegas, dan pemberani, ya cukup hanya sampai di situ dan hanya di kulitnya saja. Namun, setelah membaca Biografi beliau yang berjudul “Total Bung Karno – Serpihan Sejarah yang Tercecer” karya Roso Daras. Ternyata banyak sekali nilai – nilai yang dapat kita ambil dari lembar sejarah milik beliau. Tidak heran jika masih banyak para Soekarno-is* hingga jaman sekarang.
*Soekarno-is julukan untuk para pendukung, pengikut setia, serta orang – orang yang masih yakin akan nilai – nilai yang dibawa oleh Bung Karno
Dengan membaca Buku Biografi Bung Karno, kita tidak akan hanya mengenal beliau lebih dekat, namun kita juga akan dibawa untuk mengetahui sejarah merdeka bangsa sendiri. Bangsa ini tak bebas semudah membalik telapak tangan, diperlukan perjuangan mengangkat senjata, pertumpahan darah, hingga usaha diplomasi yang begitu panjang, guna mewujudkan Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Bangsa ini bukan bangsa yang kerdil di awal Kemerdekaannya. Pancasila adalah ideologi pendobrak sejarah dunia. Para pendiri bangsa lebih memilih untuk tidak menggunakan Ideologi sayap kanan (Agamis), ataupun ideologi sayap kiri (Komunis) sebagai Dasar Bernegara di NKRI. Bung Karno, mengambil sari pati dari Sabang sampai Merauke hingga berhasil menelurkan Pancasila ini. Dengan memilih untuk tidak menggunakan Ideologi asing, Indonesia menjadi Macan Asia. Indonesia kala itu mampu menghimpun Negara – negara yang baru merdeka hingga membuat gerakan baru bernama Gerakan Non-Blok Asia Afrika ditandai dengan deklarasi Dasasila Bandung. Indonesia juga begitu dikdaya di kala itu, dengan pembangunan besar – besaran guna menyambut Asian Games.
Indonesia bukanlah negara yang kerdil diawal kemerdekaannya. Mengapa ? Hal ini dikarenakan para intelektual pejuang kemerdekaan pada masanya memang memiliki kemampuan yang tidak main – main jika kita sandingkan dengan pemimpin lain di berbagai belahan dunia. Beberapa mahakarya intelektual dipersembahkan pendiri bangsa untuk negara ini. Salahsatu mahakarya yang menggebrak dunia adalah Pancasila.