Kemanusiaan, Jembatan Peradaban, dan Lingkungan Hidup

/ Selasa, 16 September 2014 /
Kemanusiaan, humanisme merupakan kata-kata yang sering dipakai untuk mewakili sifat manusia yang benar - benar masih berjiwa dan berhati sebagai manusia. Manusia yang berjiwa dan berhati manusia, memiliki pandangan lebih dalam, terhadap hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia dan alam.

Lalu... Apakah sebagian besar manusia sudah tidak memiliki sifat dasar kemanusiaan-humanisme ?

Dalam sebuah acara talkshow di televisi yang menayangkan wawancara dengan penggiat di bidang lingkungan, saya kembali disadarkan bahwa manusia saat ini sudah mengalami Jembatan Peradaban.

Uraian Jembatan Peradaban secara Singkat
Mari kembali berimaji untuk kembali ke jaman, dimana saat itu manusia begitu tergantung pada hasil - hasil alam. Makan, minum, perlindungan, sandang, semuanya dipenuhi oleh alam. Namun di sisi lain, manusia juga berusaha bertahan dari ganasnya alam liar.

http://mentawaitourism.com/wp-content/uploads/2013/12/sabirut.jpg

Kemudian dengan kecerdasannya, manusia mengerti bahwa sebenarnya kebutuhan makanan dapat dipenuhi dengan berbagai rekayasa yang dapat dilakukan, di masa ini munculah sistem pertanian. Manusia mulai merasa dapat mengendalikan alam. Karena mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan atas makanan mereka sendiri.

https://latimojong.files.wordpress.com/2012/01/atlantis_20.jpg

Kemajuan demi kemajuan terus terjadi. Hingga manusia memerlukan media untuk saling bertukar hasil produksi mereka. Pada awalnya manusia saling bertukar hasil produksi mereka secara langsung. Di masa inilah metode Barter mulai terjadi. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLS11xeYcXrdNa7tqS4R9iEIE50RjnfGCCj6b1EATC81aY78LCtRnX4fOhPnxVN6IH-k5bObwxHs4DyJpYPIzcLEoPMXK24g0oMxhWk-Rl6Rl9k_cyY3BOsKdvFEIDBt7SdlbzYjfXUCE/s200/barter.jpg

Kebutuhan manusia terus meningkat, seiring dengan terus tumbuhnya populasi manusia. Pertukaran barang secara langsung kemudian menjadi sesuatu yang dirasa kurang adil. Sehingga terciptalah mata uang. Sebagai alat tukar menukar barang. Kemajuan demi kemajuan terus terjadi hingga manusia terus mempelajari siklus pertukaran uang antar manusia. Hingga saat ini, kebanyakan manusia sudah tidak pernah bersentuhan langsung lagi dengan alam. Padahal jika kita telusuri kembali, apa yang akan kita konsumsi, apa yang akan kita pakai, apa yang akan melindungi kita.

Semua hal itu berasal dari alam.

Belum lagi, masalah horizontal antar umat manusia. Manusia mengesampingkan norma dan etika. Manusia seakan sudah tidak mengenal apa itu sopan - santun dan tata krama antar manusia sendiri.

Saya adalah manusia, kamu juga manusia, kita semua yang bisa membaca tulisan ini adalah manusia. Sudah saatnya kembali mengingat darimana asal manusia. Bagaimana manusia bisa ada ? Sehingga sisi kemanusiaan dan humanisme tidak pernah luntur dari manusia itu sendiri.

Bukankah manusia diturunkan ke bumi sebagai Khalifah ?

Manusia yang menjadi manusia seutuhnya sepertinya merupakan kunci kemajuan suatu peradaban.

Manusia di jaman 1500 - 1900 merupakan manusia yang sangat beruntung karena manusia - manusia tersebut berada pada masa pertengahan. Dimana manusia masih sangat dekat dengan alam, dan dimana manusia sudah mulai mengenal apa itu yang dinamakan modernisasi dan teknologi. Ditengah keterbatasan dari alam itulah, sisi kemanusiaan dan humanisme masih ada. Dengan dukungan teknologi yang mulai berkembang manusia yang masih manusia berhasil melakukan lompatan besar di-era 90an.

Sekarang... di-era 20an. Bahkan banyak manusia yang lahir ke dunia, tanpa bersentuhan langsung dengan alam. Alam, dewasa ini sudah menjadi komoditas yang secara sadar diartikan bukan untuk memenuhi kebutuhan atau ancaman seperti dulu lagi. Alam hanya sebagai pemuas kebutuhan rohani (rekreasi). Menjaga alam, se-simple dengan tujuan agar keindahannya terus dapat dinikmati dan dikagumi. Pada ujungnya, ekonomi dan kapitalisme masuk dan membuat alam menjadi komoditas.

Sebagian kekuatan alam sudah dapat ditaklukkan. Walaupun sebagiannya lagi masih ada yang belum

Aku kemarin pernah ke Halmahera. Percaya ataupun tidak, di sana jarang ada pedagang bahan makanan. Jarang ada warung yang berjualan makanan jadi seperti di kota - kota. Kenapa ? Karena interaksi manusia, dengan alam sudah cukup menghidupi mereka secara cukup dan layak. Saat saya tanya, "Ibu disini tidak ada warung yang menjual sayur. Ibu dapat bahan semua masakan ini dari mana ?" Ibu menjawab, "Dari kebun sana. Dan dari tetangga". Semua hidup berdampingan, selaras antar umat manusia dan antara manusia dengan alam. DAMAI

Interaksi manusia dan manusia, serta manusia dengan alam perlu disadari bahwa itu adalah kebutuhan. 

Kebutuhan dari sisi manusia untuk dipuaskan. Bukankah alam juga berhak untuk mendapat pemuas rasa yang sama ?

Jalan kakiku, hijaunya pepohonan dan cahaya mahari yang menorobos dari sela-sela dedaunan di Gelap Nyawang pagi ini, mengingatkanku dan medorongku memberikan arti lebih... Atas segala hal ini, atas segala yang pernah kualami, atas segala hal yang ada dalam kenangan masa lalu.

Oleh :
Andrean Eka Lucianto - ankalucio

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)

About


Buff - Planet Earth

Pengikut

 
Copyright © 2010 Manuskrip , All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger